My Baby

My Baby

Tuesday 8 March 2011

Perencanaan

Pengertian Perencanaan
Perencanaan adalah proses mempersiapkan seperangkat putusan bagi perbuatan di masa mendatang dimana organisasi perencanaan tersebut berurusan dengan, penetapan tujuan-tujuan dan maksud-maksud organisasi, perkiraan lingkungan (sumber-sumber dan hambatan-hambatan) dimana tujuan dan maksud itu harus dicapai, dan penentuan pendekatan yang akan mencapai tujuan dan maksud tersebut. 

Prinsip-Prinsip Perencanaan
Perencanaan adalah fungsi utama dari seorang pimpinan/manajer yang pelaksanaanya bergantung kepada baik atau buruknya suatu rencana. Agar suatu tujuan dapat dicapai, perencanaan harus dibuat secara sempurna yang didasarkan atas kenyataan-kenyataan obyektif dan rasional demi terwujudnya suatu kerjasama yang efektif.
Ada beberapa prinsip perencanaan, antara lain :
a.    Principle of contribution to objective (Prinsip perubahan sasaran/tujuan)
Setiap perencanaan berikut perubahannya harus mempunyai tujuan-tujuan tertentu.
b.    Principle of efficiency of plans (Prinsip efisiensi perencanaan)
Setiap perencanaannya harus dilakukan secara efisien dengan biaya sekecil mungkin.
c.    Principle of planning premise (Prinsip batas perencanaan)
Prinsip ini berguna sekali untuk membuat sebuah ramalan, karena premis-premis perencanaan dapat menunjukkan kejadian-kejadian di masa yang akan datang.
d.    Principle of policy frame work (Prinsip kebijaksanaan rangka/pola kerja)
Di sini kebijaksanaan dapat membentuk suatu rangka/pola kerja, cara prosedur kerja maupun program yang telah tersusun.
e.    Principle of timing (Prinsip waktu)
Prinsip ini dapat memanfaatkan waktu perencanaan secara tepat dan relatif singkat/cepat.

Jenis-jenis perencanaan :
A.   Perencanaan Makro
Adalah perencanaan dengan ruang lingkup nasional. Perencanaan makro menekankan hubungan perencanaan pendidikan dengan perencanaan umum pembangunan nasional. Perencanaan ini menetapkan kebijaksanaan-kebijaksanaan yang akan diikuti, tujuan-tujuan yang hendak dicapai, cara-cara bertindak untuk mencapai tujuan, serta bagian-bagian dan prioritas-prioritas perencanaan.

Masalah-masalah pendidikan yang hendak dipecahkan antara lain:
1.      Pengembangan pendidikan, yang formal dan nonformal, yang cocok dengan kebutuhan dari berbagai tahap peertumbuhan manusia.
2.      Pengembangan sistem pendidikan formal yang seimbang pada semua tingkat, dengan perluasan-perluasan di tingkat-tingkat menengah dan tinggi ditentukan oleh kemampuan murid, tersedianya sumber-sumber financial dan tenaga kerja.
3.      Pengembangan pendidikan yang mencerminkan asas kesamaan dalam kesempatan pendidikan.
Adapun isi dari apa yang direncanakan sehubungan dengan masalah-masalah tersebut di atas meliputi :
1.    Maksud dan tujuan.
2.    Program dan pelayanan.
3.    Sumber manusia (penampilan, interaksi, kemampuan).
4.    Sumber fisik (fasilitas/pola distribusi untuk penggunaan secara efektif dan efisien).
5.    Biaya.
6.    Struktur organisasi pendidikan.
7.    Konteks sosial

B.   Perencanaan Meso
Adalah perencanaan di tingkat daerah. Perencanaan ini merupakan perencanaan di tingkat nasional yang disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi di daerah. Walupun begitu, perencanaan di tingkat meso harus tetap merupakan bagian dari dan menunjang kepada tujuan perencanaan di tingkat makro.

Sifat perencanaan tingkat meso, sudah tentu, harus lebih operasional daripada perencanaan tingkat makro. Ia harus sangat memperhatikan pembangunan program-program pendidikan yang mendukung kegiatan pemnbaharuan di daerah lain dan karenanya harus sinkron dengan program dan proyek pembangunan di daerah.

C.   Perencanaan Mikro
Adalah perencanaan yang merupakan penjabaran lebih terperinci lagi dari perencanaan meso. Perhatiannya tertuju pada pengembangan pendidikan di tingkat lembaga pendidikan setempat itu sendiri. Kebanyakan perencanaan mikro terbatas pada perencanaan jangka pendek saja.

Tahap-tahap Perencanaan Menurut  Banghart dan Trull
1.    Formulasi masalah  perencanaan pendidikan
a.    Menguraikan ruang lingkup masalah pendidikan
b.    Mempelajari “apa yang pernah ada”
c.    Menentukan “apa yang ada”  lawan  “apa yang seharusnya ada”
d.    Sumber-sumber dan kendala-kendala
e.    Menetapkan bagian-bagian dari perencanaan pendidikan dan prioritas-prioritas
2.    Analisa bidang-bidang masalah perencanaan
a.    Mempelajari bidang dan sistem sub bidang masalah
b.    Mengumpulkan data
c.    Mengolah data
d.    Membuat ramalan
3.    Formulasi  rencana-rencana
a.    Mengidentifikasi kecondong-kecondongan
b.    Menetapkan maksud dan tujuan
c.    Mendesign rencana-rencana
4.    Evaluasi rencana-rencana dan memilih rencana
a.    Merancang melalui simulasi
b.    Menilai rencana
c.    Memilih suatu rencana
5.    Elaborasi rencana
a.    Formulasi masalah
b.    Melaporkan hasil rencana
6.    Implementasi rencana
a.    Persiapan program
b.    Persetujuan program, justifikasi keabsahannya
c.    Mengorganisasi unit-unit operasional
 
7.    Umpan balik rencana
a.    Memonitor implementasi rencana
b.    Menilai rencana
c.    Merevisi, mengubah, mendesign kembali rencana

Kriteria Perencanaan Yang Efektif
1.    Kegunaan
Agar perencanaan bisa memberika kegunaan yang sebesar besarnya untuk pelaksanaan fungsi administrasi dan menajemen lainnya, rencana yang disusun harus fleksibel serta stabil, bersinambung dan sederhana, sehingga ada kegunaan.

2.    Keakuratan dan obyektifitas
Perencanaan harus bisa dinilai untuk melihat apakah rencana tersebut pasti, jelas, ringkas, dan akurat. Perencanaan harus didasarka atas pemikiran yang akurat dan realistis untuk bisa mencapai tujuan organisasi.

3.    Lingkup
rencanaan yang baik harus bersifat komprehensif, dalam arti harus melingkupi semua kegiatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan organisasi.

4.    Keefektifan biaya
Perencanaan tidak hanya mengorbankan waktu, tenaga, emosional para penyusun rencana, tapi juga memakan biaya. Maka dari itu dalam menyusun suatu rencana harus difikirkan keuntungan dan kerugian dari suatu rencana.

5.    Rasa tanggung jawab
Suatu rencana bukan hanya tugas satu orang, tetapi merupakan tugas administrator dan manajer di segala tingkatan dari organisasi yang bersangkutan, oleh karena itu harus merupakan refleksi dari pemikiran serta rasa keterikatan dari semua pihak yang bertanggung jawab atas pelaksanaan rencana tersebut.

6.    Ketepatan waktu
Dalam penyusunan rencana harus diusahakan perkiraan yang mendekati waktu pelaksanaan suatu rencana, sehingga pelaksanaan rencana bisa selesai sesuai rencana.


No comments:

Post a Comment