My Baby

My Baby

Thursday 3 March 2011

Pengelolaan Layanan Kafetaria di Sekolah

Alasan Adanya Layanan Kafetaria
Layanan kafetaria merupakan salah satu layanan khusus yang ada di sekolah. Keberadaannya dirasa cukup penting karena dengan layanan tersebut dapat menunjang kebutuhan semua personel sekolah, terutama kebutuhan makan dan minum. Dengan pengadaan layanan kafetaria diharapkan dapat membantu personel sekolah terutama PD, agar proses belajarnya bisa berjalan dengan baik dan tujuan pembelajaran bisa tercapai secara maksimal.

Pengertian
Layanan kafetaria adalah layanan makanan dan minuman yang dibutuhkan oleh peserta didik di sela-sela mengikuti kegiatan belajar mengajar di sekolah sesuai dengan daya jangkau peserta didik (Imron, 1994/1995:168).
Makanan dan minuman yang tersedia di kafetaria tersebut harus mudah terjangkau dari jumlah uang saku peserta didik tetapi juga memenuhi syarat kebersihan dan cukup kandungan gizinya. Kafetaria sangat dibutuhkan di tiap-tiap sekolah. Hal ini dikarenakan agar peserta didik tidak berkeliaran mencari makanan keluar sekolah.
Layanan kantin  atau kafetaria merupakan salah satu bentuk layanan khusus di sekolah yang berusaha menyediakan makanan dan minuman yang dibutuhkan siswa atau personil sekolah. Good (1959) dalam bukunya Dictionary of Education mengatakan bahwa: “cafetaria a room or building in which public school pupuils or college student select prepared food and serve themselves”.  Kantin adalah suatu ruang atau bangunan yang berada di sekolah maupun perguruan tinggi, di mana menyediakan makanan pilihan atau sehat untuk siswa yang dilayani oleh petugas kantin.
Berdasarkan pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa pengelolaan layanan kafetaria merupakan salah satu layanan khusus dalam lembaga pendidikan yang bertugas sebagai pemenuh kebutuhan makan dan  minum semua personel sekolah, baik peserta didik, pendidik, maupun personel sekolah yang lain.

Tujuan Layanan Kafetaria
Secara umum tujuan layanan kafetaria adalah sebagai berikut.
Ø  Agar peserta didik mudah dalam mendapatkan makanan dan minuman yang terjamin kebersihannya serta sesuai dengan daya jangkau uang sakunya
Ø  Agar peserta didik dapat bersama-sama dengan teman sebayanya memanfaatkan kafetaria sekolah sebagai wahana untuk belajar dan mendalami materi-materi yang diajarkan.
Ø  Agar peserta didik mengenal jenis makanan yang sederhana dan murah harganya tetapi tinggi atau memadai kandungan gizinya, dan sebagainya.

William H. Roe dalam bukunya School Business Management menyebutkan beberapa tujuan yang dapat dicapai melalui penyediaan layanan kantin di sekolah:
1.  Memberikan kesempatan kepada murid untuk belajar memilih makanan yang baik atau sehat;
2.  Memberikan bantuan dalam mengajarkan ilmu gizi secara nyata;
3.  Menganjurkan kebersihan dan kesehatan;
4.  Menekankan kesopanan dalam masyarakat, dalam bekerja, dan kehidupan bersama;
5.  Menekankan penggunaan tata krama yang benar dan sesuai dengan yang berlaku di masyarakat;
6.  Memberikan gambaran tentang manajemen yang praktis dan baik;
7.  Menunjukan adanya koordinasi antara bidang pertanian dengan bidang industri;
8.  Menghindari terbelinya makanan yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebersihannya dan kesehatannya.

Fungsi Layanan Kafetaria
Secara umum, kafetaria berfungsi untuk:
1.  Membantu pertumbuhan dan kesehatan siswa dengan jalan menyediakan makanan yang sehat, bergizi, dan praktis
2.  Mendorong siswa untuk memilih makanan yang cukup dan seimbang
3.  Untuk memberikan pelajaran sosial kepada siswa
4.  Memperlihatkan kepada siswa bahwa faktor emosi berpengaruh pada kesehatan seseorang
5.  Memberikan batuan dalam mengajarkan ilmu gizi secara nyata
6.  Mengajarkan penggunaan tata krama yang benar dan sesuai dengan yang berlaku di masyarakat
7.  Sebagai tempat untuk berdiskusi tentang pelajaran-pelajaran di sekolah, dan tempat menunggu apabila ada jam kosong.

Secara pengelompokan, kafetaria dapat dikelompokkan menjadi 3 yaitu:
a. Fungsi Normatif, peserta didik dapat dilatih cara makan yang baik sesuai dengan etika setempat, dapat memahami cara dan etika makan, serta makan makanan dan minuman yang tidak terlarang.
b. Fungsi Edukatif, peserta didik akan mengetahui cara makan yang sehat, peserta didik akan tahu jenis makanan murah yang mempunyai kandungan gizi yang memadai, dapat dilatih makan dan minum dengan baik,  dapat mengembangkan keterampilan sosialny dan sebagainya sambil makan dan minum, dapat merancang kegiatan konstruktif, dapat mendiskusikan materi pelajaran dalam rangka pendalaman, serta mendapatkan informasi dan pengetahuan baru yang konstruktif dari temannya, dari koran, dan dari kafetaria itu sendiri.
c. Fungsi Preventif, peserta didik supaya tidak mengkonsumsi makanan dan minuman yang tidak terjamin kebersihan dan kesehatannya, agar tidak menjadikan warung di sekitar sekolah sebagai wahana untuk melakukan pelanggaran-pelanggaran, agar tidak mengkonsumsi makanan dan minuman terlarang yang dapat mengganggu dan membahayakan kesehatan mereka, serta memudahkan dalam mengontrol peserta didik.

Prinsip Layanan Kafetaria
1.  Keterjangkauan: makanan dan minuman yang disediakan di kafetaria harus terjangkau oleh uang saku PD.
2.  Pendidikan: kafetaria harus bisa memberikan pendidikan yang baik kepada PD terutama dalam menjalankan fungsi kafetaria
3.  Kooperatif: mengharuskan adanya kerjasama yang baik antara PD dengan personalia kafetaria.
4.  Membantu PD: memberikan bantuan berupa pelayanan kepada PD dalam menjangkau kelangsungan belajarnya.
5.  Kesehatan: makanan dan minuman yang disediakan harus terjamin kebersihan dan kesehatannya.

Hal-hal yang Harus Diperhatikan dalam Mendirikan Kafetaria
1.  Kantin sekolah hendaknya tidak dipandang sebagai suatu penciptaan keuntungan di sekolah
2.  Program kantin sekolah harus dipandang sebagai bagian integral dari program sekolah secara keseluruhan
3.  Harga makanan dan minuman harus dapat dijangkau oleh daya beli siswa
4.  Penyajian dan pelayanan makanan harus memadai dan cepat
5.  Gedung atau ruang kantin harus strategis karena akan sangat mempengaruhi keefektivan operasi dan koordinasi program-program kantin
6.  Personil-personil kantin harus bertanggung jawab atas makanan yang bergizi dan menarik, serta menjamin selera pembeli;
7.  Memberikan kebijaksanaan keuangan (korting) dapat mendorong berkembangnya program kantin, karena dapat menarik pembeli
8.  Program kantin harus menyeimbangkan antara kapasitas makanan dan harga, begitu juga gizi. 

Alternatif Bentuk Layanan Kafetaria atau Jenis Layanan Kafetaria
Terkait dengan bentuk pelayanan kantin sekolah, terdapat tiga alternatif bentuk layanan, yaitu:
1.  Self service system. Sistem pelayanan dimana pembeli melayani dirinya sendiri makanan yang diingini;
2.  Wait service system. Sistem pelayanan dimana pembeli menunggu dilayani oleh petugas kantin sesuai dengan pesanan;
3.  Tray service system. Sistem pelayanan dimana pembeli dilayani petugas kantin, dan penyajian makanannya dengan menggunakan baki atau nampan.
Berdasarkan Imron (1994/1995:170-172) dalam bukunya Manajemen Peserta Didik di Sekolah menyatakan bahwa alternatif atau jenis layanan kafetaria ada 3 macam, yaitu:
1.  Sistem Dilayani, meliputi:
a.  Peserta didik duduk di tempat sedangkan petugas kafetaria mengantarkan jenis makanan dan minuman ke meja dan tempat duduk pemesan.
b.  Peserta didik membawa baki sendiri ke depan petugas kafetaria, kemudian petugas meletakkan jenis makanan dan minuman yang dipesan di atas baki.
2.   Sistem Melayani Sendiri atau Swalayan (Self Service), meliputi:
a.  Memasukkan koin, di mana peserta didik memasukkan koin atau uang untuk mendapatkan makanan atau minuman yang telah tersedia pada tempat tersebut.
b.  Sistem di mana peserta didik dapat mengambil makanan dan minuman yang disediakan dan menaruhnya dalam suatu tempat (misalnya piring) kemudian membayarnya pada kasir.
c.  Hampir sama dengan sistem yang kedua, hanya saja peserta didik boleh memakannya terlebih dahulu dan membayarnya setelah selesai makan.
3.  Sistem warung merupakan sistem yang lazim berlaku pada warung-warung, di mana ada beberapa makanan dan minuman yang tersedia, peserta didik boleh membayar sebelum makan dan boleh makan dahulu baru membayar. Sistem ini yang paling banyak dilakukan, karena selain murah juga sesuai dengan kebiasaan masyarakat kita.
4.  Sistem bon. Pada sistem ini peserta didik bebas makan dan minum di kafetaria dan tidak harus membayar  pada saat itu juga, tetapi mencatat apa saja yang dimakan atau yang diminum ke dalam sebuah buku yang disediakan. 

Kantin sekolah memberikan peluang untuk mengembangkan tingkah laku dan kebiasaan positif di kalangan siswa. Hal-hal berikut dapat diperhitungkan oleh kepala sekolah  untuk memperbaiki lingkungan kantin sekolah:
1. Menentukan prosedur untuk menutup dan membuka kantin atau kapan anak-anak memasuki dan meninggalkan kantin;
2. Memperhatikan semua perilaku murid dalam kantin;
3. Menyusun suatu aturan pembayaran yang tidak merugikan kantin;
4. Membuat pengaturan tempat duduk yang serasi;
5. Menentukan aturan-aturan bagi perilaku anak-anak di meja makan;
6. Mengatur dekorasi, seperti: lukisan, poster-poster kesehatan;
7. Menyajikan musik selama jam makan siang;
8. Mengatur anak-anak yang makan siang dengan membawa makanan sendiri; menyusun prosedur pengembalian talam atau tempat makanan dan pada saat meninggalkan ruangan makan.
Dengan dimikian, keberadaan kantin di sekolah, tidak hanya sekedar untuk memenuhi kebutuhan makan dan minum siswa semata, namun juga dapat dijadikan sebagai wahana untuk mendidik siswa tentang kesehatan, kebersihan, kejujuran, saling menghargai, disiplin dan nilai-nilai lainnya. Di sinilah letak arti penting manajemen kantin sekolah sebagai salah satu substansi manajemen sekolah.

No comments:

Post a Comment